Friday, December 19, 2008

Untung ada... (part 2)

.....
Jalan raya Majalengka macet total gara-gara seratus orang siswa-siswi SMA yang konvoi pake motor. Mereka semua mau pada pergi ke Jalan Lele, nolongin teman mereka yang lagi tertimpa musibah (separah apa?) sebagai wujud rasa simpati sesama pelajar.

Wedi sebagai sang pemimpin, naik motor paling depan. Sedangkan temen-temennya yang lain dengan gagah naik motor di belakangnya.

Tapi... kamu tahu apa yang terjadi??? Kamu tahu apa yang bisa bikin Wedi nggak bisa meneruskan penelitiannya tentang upil karena dia geger otak dikeroyok temen-temennya sendiri??? Kamu tahu kenyataan apa yang harus di hadapi Wedi saat ini???

“Wedi, aku sakiiittt...” rengek Ufa. Matanya dengan cepat melirik ke arah orang-orang yang berdiri gagah di belakang Wedi dengan wajah bingung dan mata bulet kayak telor.

Seeerr... Aliran darah Wedi langsung mengalir deras. Ralat, ini bukan aliran darahnya, tapi air kencingnya. Dia terdesak. Apa yang udah dilakukan Ufa benar-benar kejam. Dia menghambat Wedi untuk menjadi seorang inovator setia upil. “Fa, katanya elo kecelakaan. KOK NGGAK MATI??? Atau luka-luka, mungkin...” teriak Wedi geram. Dia merasa ditipu. Ini penghinaan terbesar dalam sejarah Wedi. Bahkan lebih menyedihkan daripada saat dia kehilangan upil terbesar temuannya karena terkena hujan dan menghilang entah kemana.

“Iya, aku kecelakaan. Nih, lihat aja kaki aku berdarah gini! Sepeda aku juga rusak...”

“ELO BISA BEDAIN JATUH SAMA KECELAKAAN NGGAK SIH???” Wedi mulai panas dingin. Dia nggak sanggup menengok ke belakangnya. Ada ratusan orang yang udah mau bersedia mengikutinya sekaligus membantunya menolong orang kecelakaan... ralat, orang jatuh...

“W-E-D-I... Lo kata kita semua puskesmas keliling yang harus nolongin anak orang yang jatuh dari sepeda? Lo bilang dia kecelakaan, kepalanya lepas, dan kukunya ada yang nyangkut di hidung! Sekarang lihat! Mana?” gertak Gogon, salah satu temen Wedi yang punya bodi mirip drum minyak, tapi wajah Chikita Meidy.

Wedi diam dengan kaki gemetaran. Dia terjebak!

Mereka udah siap mendekat ke arah Wedi, saat sesuatu yang ekstrim, langka, dan jarang sekali terjadi, jatuh dari lubang hidung Wedi yang udah kayak lubang gentong. Tanpa mikir lagi, mereka menjauh. Mereka tahu ini akan sangat berbahaya dan mengancam kelangsungan hidup mereka. Ini lebih berbahaya dari virus cacar yang dulu paling ditakuti. Juga lebih berbahaya dari virus H5NI.

“Mau lihat penemuan baru gue ini?” tanya Wedi bangga.
Semuanya diam. Nggak lama kemudian nggak ada lagi yang kuat tetap bertahan di sana. termasuk Ufa... NGGAK ADA YANG MAU MATI CUMA KARENA DIBIUS SAMA UPIL!!!

“He he he... Bener kan, inovasi memang selalu bermanfaat! Untung ada... he he he... upil...”

0 comments: